Berikut adalah sekilas cerita dari blognya Ndoro Kakung. Saya jadi teringat bagaimana perjuangan orang tua saya demi menyekolahkan saya, membiayai A sampai Z dan memberi dukungan from zero to hero.
Saya ingat ketika Ibu menelepon dan bertanya, “besok hari libur, apa kamu tidak pulang?”
Dan, sering kali jawaban saya tidak. Entah karena jaga, ada tugas, mau ujian dan hal-hal lain.Seseorang pernah mengatakan, “Saat di penghujung usiamu, mungkin kamu akan menyesal. Andai beberapa waktu-waktu penting tak kuhabiskan di depan meja”
Terima kasih Ndoro
Seorang teman mengirimkan cerita ini beberapa hari yang lalu. Saya tak tahu apakah ini kisah nyata atau bukan. Yang jelas, saya jadi merenung setelah selesai membacanya.
Begini ceritanya. Syahdan ada seorang ayah yang menurut tetangganya sukses mendidik anak-anaknya. Salah satu anaknya menjadi dokter terkenal. Setiap hari antrean pasiennya mengular. Ia juga kerap diminta berceramah tentang kesehatan di pelbagai forum lokal dan internasional.
Dua anak lainnya pengusaha hebat. Bisnisnya tersebar di mana-mana, bukan hanya di dalam negeri, tapi juga sampai luar negeri. Hampir setiap hari nama mereka diberitakan di media-media sebagai contoh wirausahawan yang membawa harum nama bangsa.
Para tetangga pun jadi iri melihat kesuksesan mereka. Iri?
View original post 196 more words
Analogi yang baik sekali..belajar dari pengalaman yang lain memang penting untuk kemajuan kita..sukses selalu Eka 🙂
hehe.. Makasih ya Mba Indah 😀 god bless U, sukses juga buat mbak Indah ❤
Sama-sama yaa… 🙂